Rabu, 05 November 2014

Al-Qur'an Dan Mati

DUA NASEHAT NABI

"Rasul pernah berkata:
        "Aku tinggalkan kepada kamu 2 nasehat. Pertama nasehat yang pandai berbicara dan yang kedua adalah nasehat yang diam saja.. Nasehat yang pandai berbicara itu apa Ya Rasul..? Tanya Sahabat.. Al Qur'an dan hadits, Jawab Beliau.. Dan yang diam saja apa Ya  Rasul? Tanya Sahabat.. Rasul menjawab: Mati..

   

       Pada masa pimpinan Khalifah Abu Bakar As Shiddiq,, Terjadi berbagai macam peperangan yang muncul dikalangan ummat Muslim.. Baik peperangan dari kaum kaum yang murtad dan Nabi palsu,, maupun peperangan pembebasan masyarakat dari tindak kejahatan dari bangsa Rum dan Persia di Syam dan lain sebagainya.. Adalah sebuah hukum alam,, bahwa jika peperangan terjadi,, maka kerugian akan melanda kedua belah pihak.. Yang kalah pasti kehilangan hak hak mereka dan yang menang juga pasti akan kehilagan bala tentara yang terbunuh oleh pihak yang kalah.. Seperti halnya kaum muslimin yang kehilangan banyak bala tentara dan termasuk didalamnya para penghafal Al Qur'an karena sebab peperangan itu.. Sehingga dituliskanlah ayat ayat Al-Qur'an berkat saran Umar Bin Khattab yang pada akhirnya disusun Pada Masa khalifah yang ke 3 yakni Utsman Bin Affan.. Allah Berfirman:
    "Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan atas tanggungan Kamilah untuk menjaganya..
Ini sesuai dengan kenyataan bahwa Al Qur'an tetap terjaga hingga sampai saat sekarang ini,, Jangnkan 1 ayat,, satu hurufpun tak ada perobahan didalamnya.. SUBHANALLAH..
    Al Qur'an merupakan mu'jizat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW,, yang didalamnya terkandung berbagai macam berkah dan ilmu pengetahuan.. Hingga pantas jika Nabi Mengatakn itu sebuah nasehat..
   Orang yang ingin meraih kebahagiaan masa depan tentunya harus juga mengambil hikmah dari kejadian masa lalu,, sebab orang yang melupakan masa lalu dan tidak mengambil hikmah dari itu wajarlah jika dikatakan berdiri tanpa kaki,, yang tidak mempunyai pondasi namun berkeinginan untuk membangun masa depan.. Walaupun itu mungkin bisa terjadi,, namun besar kemungkinan di akan gagal dan gagal lagi.. Oleh karena itu,, Allah menasehati kita lewat Al Qur'an dengan menceritakan kisah kisah orang2 terdahulu,, dengan tujuan agar kita dapat mengambil iktibar dan pelajaran dari semua itu.. Al Qur'an juga mengajari kita untuk saling mengasihi antar sesama manusia.. Antar manusia dengan hewan,, dengan tumbuhan maupun dengan alam.. Antar umat seagama,, antar umat beragama,, antara kaya dan miskin,, besar dan kecil,, tuan rumah dan tamu,, anak kepada orang tua maupun sebaliknya,, megajari kita tentang ilmu kedokteran,, ilmu luar angkasa,, sampai ilmu membuat kue pun di ajari yang semuanya terkandung didalam Al Qur'an yang dirangkum dalam 30 juz.. Maka itulah nasehat yang pandai bicara kata Nabi..
    Namun sekarang ini,, tindak dan tingkah laku manusia seolah telah menjadikan nasehat itu hanya ibarat sebuah pajangan lemari kaca.. Yang di pampangkan di ruang tamu dengan dekorasi yang menarik sehingga terlihat indah jika dipandang.. Harta dan dedengkotnya telah mengubah hati manusia menjadi keras laksana baja yang hanya dapat dilunakkan dengan peleburan yang sangat panas.. Al Qur'an dijadikan sebagai symbol saja,, sementara isi yang terkandung didalamnya hanya ibarat sebuah nyanyian yang tidak ada artinya.. Dijadikannya Al Quran sebagai makmum semntara dia menjadi imam,, halal kata Al Qur'an haram kata manusia,, Haram kata Al Qur'an remang remang kata manusia..  sehingga tiada lagi nasehat yang lunak terhadap manusia melainkan bencana yang mematikan sebab dari tidak mengikuti Al Qur'an sebagai petunjuk menjalani kehidupan.. Sudah banyak bukti yang terjadi,, sudah banyak bencana yang melanda ummat manusia,, banjir dimana mana,, longsor terjadi,, lumpur menyembur dari perut bumi,, penyakit mewabah dan meradang dalam jiwa.. Al Qur'an menasehati kita untuk tidak sombong,, malah angkuh tak ketulungan yang terjadi,, Al Qur'an mengajarkan kita untuk merawat bumi,, malah porak poranda dengan tanpa perhitungan,, hingga wajarlah jika bencana yang pantas sebagai nasehat bagi manusia.. Kita tidak boleh menutup mata bahwasanya semua itu adalah ulah dari manusia itu sendiri yang membelakangkan nasehat nasehat yang terkandung dalam Al Qur'an.. Kita tidak bersyukur dengan keindahan alam yang telah diciptakan oleh Allah,, kita ingkar terhadap titah Allah dan Rasul-Nya untuk melestarikan bumi yang kita cintai ini.. Bukankah Allah memberikan titah kepada Adam untuk tidak memakan buah Khuldi,, namun Titah itu dilanggar hingga menyebabkan Adam dikeluarkan dari syurga.. Toh,, konon kita yang melanggar titah yang lebih besar lagi, wajarlah rasanya jika hukuman yang lebih besar diberikan sebagai buah pahit dari tingkah tanduk kita membelakangkan nasehat nasehat Al Qur'an.. Barang siapa yang bersyukur terhadap nikmatku,, maka pasti akan Aku tambah kata Allah,, Dan barang siapa yang kufur,, maka sungguh azab Allah sangatlah pedih.. Dan kenyataan itu adalah dampak dari kekufuran kita terhadap nikmat Allah SWT..
     Kemudian selanjutnya nasehat yang diam saja,, Apa itu..? Dia adalah kematian..?
     Mengapa Nabi mengatakan kematian bagian dari nasehat yang beliau tinggalkan.. Mengapa beliau tidak mengatakan suatu penyakit atau lain sebagainya..? Apa hikmah kematian bagi orang yang masih hidup..?
Saudara... Jika kita merenung sejenak,, kehidupan kita ini ternyata hanyalah sekadar tinggal menunggu giliran.. Setiap kita pasti akan mendapat giliran itu dengan waktu yang sama sekali tidak kita ketahui.. Apakah itu waktu malam atau pagi,, saat kita tidur atau sedang bekerja,, saat senang maupun dalam duka,, tua muda,, besar kecil,, semuanya pasti mendapat giliran yang harus dipenuhi.. Tidak pernah kita melihat ada orang yang tak mati mati,, tidak pernah kita dengar manusia yang hidup dari zaman satu sampai zaman dua ribu.. Penyihir jahat ingin mendapatkan ramuan untuk hidup abadi tapi toh nyatanya itu hanya terjadi didunia khayalan saja,, hidup hanya sekadar menunggu giliran..  Maka dari itu,, jadikanlah kematian itu sebagai nasehat yang dapat membimbing kita untuk lebih berserah diri,, untuk tidak memlihara penyakit rohani yang selalu menggerogoti keimanan kita.. Penyakit rohani yang lebih berbahaya dibanding penyakit jasmani.. Separah parahnya penyakit jasmani hanyalah menyengsarakan kita di dunia,, namun di akhirat penyakit jasmani bukanlah menjadi penghalang kita masuk syurga dan juga bukan pula penyebab kita masuk neraka.. Tidak ada kelak orang masuk neraka karena panu,, kudis,, sariawan atau penyakit mematikan lainnya.. Tapi penyakit rohani,, merusak dunia menghancurkan akhirat.. Orang yang sombong akan dibenci orang di dunia dan di siksa di Neraka kelak di akhirat.. Orang yang angkuh yang tidak mau menerima kebenaran,, yang selalu merasa dirinya paling pintar dan benar sementara orang selalu salah akan dibenci oleh orang lain dan disiksa kelak di akhirat. Merusak dunia menghancurkan akhirat..
     Apa sih yang perlu kita sombongkan..? Mengapa sih kita mesti angkuh,, riya,, hasad,, dengki dan lain sebagainya..? Bukankah kelak kita juga akan mati dan disitu akan kita ketahui bahwa kesombongan kita,, angkuh kita tidak bisa menolong kita di alam kubur malah menjerumuskan kita terhadap siksaan kubur terlebih lebih siksaan akhirat nanti...
    Mati merupakan suatu takdir ketentuan Allah yang sedikitpun kita tidak bisa lari dan menghindar darinya.. Allah berfirman:
      "Dimana saja kamu berada,, kematian itu pasti akan datang menjemput kalian. Sekalipun kalian berada dibalik benteng yang kokoh.
    Manusia ini hidup hanya karena Allah menciptakan ruh didalam jiwanya.. Maka jika Allah telah mengambil ruh itu dari jiwanya,, maka selesailah kehidupannya sampai disitu.. Lihatlah orang yang meninggal misalnya,, apanya sih yang kurang..? Matanya masih ada,, tapi tak bisa lagi melihat.. Mulutnya masih ada,, tapi tak bisa lagi berbicara.. Tangannya masih lengkap,, tapi jangankan memegang,, bergerakpun sudah tak bisa lagi.. Kakinya masih utuh,, tapi sudah tak bisa berjalan lagi.. Ternyata saat ruh terpisah dari jasad,, maka selesailah fungsi dari jasad itu.. Tak guna wajah yang cantik.. Rupa yang menawan.. Rambut yang ikal berderai.. Alis yang bak semut berjejer katanya.. Jenggot yang bak lebah bergantung.. Semuanya tiada guna saat ruh telah diangkat oleh Allah.. Ditangisi mayatnya sementara dia tak lagi dapat mendengar tangisan kita.. Kemudian di mandikan sebab dia  tak dapat lagi mandi sendiri.. Dikafani dan di sholatkan untuk selanjutnya diantarkan ketempat peristirahatan yang terakhir.. Di Usung jenazahnya dan dimasukkan ke liang lahat kemudian di uruk dengan tanah.. Iya sekarang dia yang mati,, mungkin besok saya yang selanjutnya.. Iya sekarang dia yang dimandikan,, mingkin  nanti saya selanjutnya.. Iya dia yang kuburkan saat ini,, mungkin selanjutnya saya yang dikuburkan orang.. Itulah nasehat kematian.. Dan dengan itu akan timbul rasa kehambaan terhadap Allah,, timbul rendah hati dan senantiasa berharap hanya kepada Allah..
    Kemudian selang beberapa saat datanglah dua malaikat menanyai kita.. Dan kita jangan menyangka bahwa yang menjawab saat itu adalah mulut kita,, namun amal ibadah kita.. Jika amalan kita selama di dunia biasa bermain judi,, maka saat ditanya oleh malaikat,, Ma Rabbuka..? Bisa saja mungkin kita menjawab dengan "Balak Enam".. Atau "Joker",, dadu dan lain sebagainya.. Hingga dipukul oleh malaikat hingga tertanam 7 lapis petala bumi,, di congkel kembali dengan kukunya,, di pukul lagi,, dicongkel lagi dan begitu seterusnya..
    Namun bagi orang orang yang meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah,, maka datanglah amal amalannya kepadanya menyerupai manusia yang cantiknya luar biasa.. Sehinnga kita bertanya: Siapa engkau,, aku tidak pernah melihat manusia secantik engkau di dunia.. Kemudian dia menjawab: Ana 'Amalukash Shalih. (Aku adalah amalmu yang shalih).. Dengan amalan2 shalih kita,, sehingga malaikat Nungkar dan Nakir berkata: Tidurlah laksana tidurnya sang pengantin..
   Maka dari itu,, hindarilah penyakit penyakit rohani yang menyebabkan kita terhindar dari kenikmatan tidur di alam kubur,, dengan cara mengambil nasehat dari kematian yang sering dan bahkan setiap hari mendatangi umat manusia untuk menunaikan giliran yang telah Allah tentukan.. Apalah arti kesombongan yang engkau pelihara jika toh nantinya hanya akan menyengsarakan kehidupan kita.. Hanya dengan mengandalkan harta kekayaan hingga kita berlaku sombong terhadap orang yang membutuhkan bantuan kita.. Bersikap acuh tak acuh bahkan menutup mata melihat kenyataan terhadap mereka yang selalu dirundungi rasa lapar,, sementara kita tertawa terbahak dengan tiada beban padahal banyak beban yang diserahkan untuk kita tanggung jawapi.. Bersikap angkuh kita terhadap orang lain yang menyampaikan kebenaran hanya karena kasta dan ekonomi kita lebih tinggi dibanding orang tersebut.. Bermegah megah kita dan pamer dengan harta kepunyaan kita hingga menjadikan kita lupa untuk menunaikan kewajiban harta itu.. Bersikap iri dan dengki kita dengan orang lain yang memiliki kelebihan.. Bersikap terlalu cinta kita terhadap glamournya dunia fana ini sehingga kita melupakan indahnya syurga Allah dan suramnya neraka jahannam.. Semua itu adalah penyakit hati yang dapat mencekik leher kita nantinya di yaumil mahsyar.. Ambillah iktibar dan hikmah dari kematian untuk menghindari kita agar tidak terjebak dalam jurang jurang kehancuran yang sungguh sangat mematikan.. Apakah jika kamu sombong maka kamu tidak akan dimandikan..? Apakah jika kamu angkuh kamu tidak akan dikafani..? Apakah jika hasut,, iri dan dengki maka kamu tidak akan di kuburkan..? Ingatlah sesungguhnya kematian itu pasti akan datang dan hidup hanyalah sekadar tinggal menunggu giliran..
    Umat islam adalah umat yang di tuntut untuk beribadah demi akhirat dan di suruh untuk bekerja demi dunia..  Manusia tidak diperbolehkan hanya berpangku tangan mengharapkan hujan yang datang dari langit,, mengharapkan mukjizat dengan bim sala bim abra kadabra.. Manusia di suruh berusaha demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.. Namun dibalik itu,,  hal yang paling utama adalah islam juga menuntun manusia untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah.. Sehingga Nabi pernah bersabda:
      "Bekerjalah untuk duniamu seakan akan engkau hidup selamanya.. Dan beramallah untuk akhiratmu seakan akan engkau mati esok..
     Dikatakan hidup selamanya agar kita membekali hidup dengan cara bersungguh sungguh,, Dan dikatakan mati esok agar timbul keseriusan dan kekhusyukan dalam beribadah sehinngga perkara dunia dapat kita tinggalkan selama beribadah kepada Allah.. Artinya bersunguh sungguh dalam berusaha dan bersungguh sungguh dalam beribadah.. Bukan lantas karena semuanya pasti akan mati sehingga kita hanya beribadah saja dan hilang semangat hidup untuk mencari penghidupan dunia,, Itu bukanlah tujuannya yang benar.. Namun tujuannya ialah agar kta selalu bertawakkal kepada Allah dan tidak mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan keinginan orang lain dan perintah Allah..
     Akhirnya,, dengan dua nasehat itu,, semoga kita menjadi orang yang selalu berusaha untuk melakukan hal yang benar dan berusaha meninggalkan hal hal yang buruk.. Mari kita berlindung kepada Allah semoga kiranya kita senantiasa mendapat hidayah-Nya dan selalu dibawah perlindungan-Nya dan terhindar dari murka-Nya.. Semoga kita termasuk orang yang memiliki kelembutan hati sehingga kita dapat menerima nasehat nasehat dan juga kebenaran dan berlindung dari kerasnya hati yang akan mencelakakan kita kejalan yang penuh dengan onak duri yang hujungnya adalah kesengsaraan.. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar